PERKEMBANGAN KEHIDUPAN ZAMAN MEGALITIKUM DAN ZAMAN PERUNDAGIAN/ZAMAN LOGAM


PERKEMBANGAN KEHIDUPAN ZAMAN MEGALITIKUM DAN ZAMAN PERUNDAGIAN

D.      Zaman Batu  Besar ( Megalitikum)

       
Secara etimologis megalitikum berasal dari kata Mega = besar; Lithos = batu)., sehingga megalitikum berarti zaman batu besar.   Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar.
Para ahli ilmu purbakala menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam.

a)      Kemampuan  Teknologi
Ciri terpenting pada zaman ini adalah manusia pendukungnya  mampu menciptakan bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu.Hal ini menunjukkan adanya perkembangan dari zaman sebelumnya yang hasil kebudayaannya terbuat dari batu yang berukuran kecil/biasa, namun pada zaman ini haisl budayanya dibuat dari batu berkuran besar. Hal ini berarti bahwa kemampuan teknologi  manusia pra aksara zaman ini mengalami peningkatan. Pembuatan hasil budaya  yang berukuran besar ini berkaitan dengan semakin meningkatnya cara hidup manusia pra aksara yang semakin meningkat, tetapi juga berkaitan dengan kebutuhan terhadap kegiatan kerohanian  (kepercayaan) mereka.

b) Kondisi ekonomi
Sistem perdagangan semakin berkembang seiring dengan semakin berkembangnya kehidupan masyarakat.Mereka telah mengenal sistem barter, dimana terjadi pertukaran barang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sistem barter merupakan langkah awal bagi munculnya sistem perdagangan/ sistem ekonomi dalam masyarakat.
 Hubungan antar anggota masyarakat semakin erat baik itu di lingkungan daerah tersebut maupun di luar daerah. Untuk memperlancar  kegiatan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka maka diperlukan suatu tempat khusus bagi pertemuan antara pedagang dan pembeli yang pada perkembangannya disebut dengan pasar. Melalui pasar masyarakat dapat memenuhi sebuah kebutuhan hidupnya.
Sistem ekonomi pada zaman megalitikum hampir mirip dengan system ekonomi pada masa Neolitikum yaitu system food producing.

c)  Bidang Sosial
      Sistem sosial masyarakat pada zaman ini ditandai dengan adanya kepala suku yang memiliki kekuasaan dan tanggungjawab penuh terhadap kelompok sukunya. Seorang kepala suku dapat mengatur dan melindungi kelompok sukunya dari segala bentuk ancaman seperti, ancaman dari binatang buas, ancaman dari kelompok lainnya, ancaman dari wabah penyakit. Roh nenek moyang selau mengawasi kelompok masyarakatnya. Kepala suku berhak mengambil keputusan apapun.
      Sistem sosial masyarakat zaman ini juga nampak dalam system penguburan .Dalam   upacara penguburan ini semakin kaya orang yang meninggal maka upacaranya juga semakin mewah. Barang-barang berharga yang ikut dikubur juga semakin banyak. Selain upacara-upacara penguburan, juga ada upacara-upacara pesta untuk mendirikan bangunan suci.Pada zaman praaksara, seorang dapat dilihat kedudukan sosialnya dari cara penguburannya. Bentuk dan bahan wadah kubur dapat digunakan sebagai petunjuk status sosial seseorang. Penguburan dengan sarkofagus misalnya, memerlukan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan dengan penguburan tanpa wadah. Dengan kata lain, pengelolaan tenaga kerja juga sering digunakan sebagai indikator stratifikasi sosial seseorang dalam masyarakat.
       Pada zaman ini juga muncul kegiatan kehidupan perkampungan, oleh karena itu dibuat peraturan, untuk menjaga ketertiban kehidupan masyarakat. Diangkat seorang pemimpin yang berwibawa, kuat, dan disegani untuk mengatur para anggotanya. Mereka hidup bergotong royong, sehingga mereka saling melengkapi, saling membantu, dan saling berinteraksi dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya

d) Bidang kepercayaan
Zaman ini merupakan perkembangan dari zaman batu yang berelasi dengan kehidupan ritual keagamaan, zaman ini berbarengan dengan zaman neolithikum yang menghasilkan bukan hanya alat, namun juga berkenaan dengan upacara – upacara keagamaan atau kepercayaan orang zaman itu.
Di Indonesia, kepercayaan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang terlihat melalui peninggalan berupa tugu-tugu batu/ bangunan megalitikum yang letaknya di puncak bukit, di lereng gunung/ tempat yang lebih tinggi dari daratan sekitarnya. Hal ini muncul dari anggapan masyarakat bahwa roh-roh tersebut berada pada suatu tempat yang lebih tinggi. Dalam budaya megalithikum, masyarakat sudah memahami adanya kehidupan setelah mati. Mereka meyakini bahwa roh seseorang yang telah meninggal akan ada kehidupan di alam lain. Oleh karena itu, roh orang yang sudah meninggal akan senantiasa dihormati oleh sanak kerabatnya. Terkait dengan itu, maka kegiatan ritual yang paling menonjol adalah upacara penguburan orang meninggal. Dalam tradisi penguburan ini, jenazah orang yang  telah  meninggal  dibekali  berbagai  benda  dan  peralatan  kebutuhan sehari-hari, misalnya barang-barang perhiasan, periuk dan lain-lain yang dikubur bersama mayatnya. Hal ini dimaksudkan agar perjalanan arwah orang yang   meninggal   selamat   dan   terjamin   dengan   baik.  
      Mereka percaya manusia yang meninggal akan  mendapatkan  kebahagiaan  jika  mayatnya  ditempatkan  pada  susunan batu-batu besar, misalnya pada peti batu atau sarkofagus.Batu-batu  besar  menjadi  lambang  perlindungan  bagi  manusia  yang berbudi luhur juga memberi peringatan bahwa kebaikan kehidupan di akhirat hanya  akan  dapat  dicapai  sesuai  dengan  perbuatan  baik  selama  hidup  di dunia. Hal ini sangat tergantung pada kegiatan upacara kematian yang pernah dilakukan untuk menghormati leluhurnya. Oleh karena itu, upacara kematian merupakan manifestasi dari rasa bakti dan hormat seseorang terhadap leluhurnya yang telah meninggal. Sistem kepercayaan masyarakat pra-aksara yang demikian itu  telah  melahirkan  tradisi  megalitik.  Mereka  mendirikan bangunan batu-batu besar seperti menhir, dolmen, punden berundak, dan sarkofagus
      Seiring dengan perkembangan pelayaran, masyarakat zaman pra-aksara akhir juga mulai mengenal sedekah laut. Sudah barang tentu kegiatan upacara ini  lebih  banyak  dikembangkan  di  kalangan  para  nelayan.  Bentuknya mungkin semacam selamatan apabila ingin berlayar jauh, atau mungkin saat memulai pembuatan perahu. Sistem kepercayaan ini sampai sekarang masih dapat ditemui di beberapa daerah.


e) Hasil Kebudayaan

Kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia telah dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik.Peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam semakin banyak dan beragam, baik yang terbuat dari tanah liat, batu maupun tulang. Namun yang paling mencolok adalah dihasilkannya benda-benda hasil budaya yang berukuran besar.
Berdasarkan fungsi /kegunaannya hasil budaya megalitikum dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1.      Untuk kegiatan pemujaan;misalnya menhir, dolmen, punden berundak, arca
2.      Untuk kegiatan pemakaman :misalnya sarkofagus, waruga, peti kuburbatu,
Perhatikan hasil-hasil kebudayaan zaman Megalitikum berikut ini:
a.  Dolmen,  yaitu  bangunan  seperti  meja  dari  batu  berkaki menhir  yang digunakan untuk pelinggih roh atau tempat sesajian.
b. Menhir, yaitu sebuah tugu batu yang diletakkan dengan sengaja di suatu tempat untuk memperingati orang mati.
c.  Sarkofagus, adalah bangunan peti mati yang bentuknya seperti lesung.
d. Peti kubur batu, yaitu peti mayat yang dibentuk dari enam papan batu, terdiri  dari  dua  sisi  panjang,  dua  sisi lebar,  sebuah  lantai,  dan  sebuah penutup besi.
e.  Punden berundak, yaitu bangunan berupa batu yang berundak-undak, yang biasanya  terdiri  dari  tujuh dataran  (undak),  digunakan  untuk  kegiatan pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
f.  Waruga, yaitu kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat.
g. Arca-arca megalitik, berupa arca-arca yang menggambarkan manusia atau binatang, seperti gajah, harimau, kerbau, harimau, monyet dalam ukuran yang besar.

Perhatikan hasil-hasil budaya zaman Megalitikum berikut ini:
                                                                     Arca dan menhir
                            Bandingkan besarnya hasil budaya Megalitikum dengan ukuran manusia
                                                                     Arca Megalitikum
                                                                                 Arca Megalitikum
                                                                         Dolmen
                                             Berbagai hasil budaya Megalitikum
                                                                            Dolmen
                                                                             Dolmen
                                                                             Punden Berundak
                                                                          Peti kubur batu

                                                                          Menhir
                                                                        Punden berundak
                                                                  Sarkofagus untuk  kelas atas

Waruga


PERKEMBANGAN KEHIDUPAN ZAMAN LOGAM
E.      Zaman LOGAM  (PERUNDAGIAN)
        Setelah melewati tahapan zaman megalitikum, sampailah manusia pra-aksara Indonesia pada zaman logam.Alat-alat yang terbuat dari batu dianggap tidak efektif lagi untuk menunjang kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu, alat-alat tersebut secara bertahap mulai ditinggalkan.Zaman Ini berlangsung kurang lebih 10.000 tahun lalu. Perlu ditegaskan bahwa dengan dimulainya zaman logam bukan berarti berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logam pun alat-alat dari batu terus  berkembang  bahkan  sampai  sekarang.  Sesungguhnya  nama  zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan dipergunakan secara dominan. Zaman logam disebut juga dengan zaman perundagian.
     Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan yang ada di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga,   zaman   perunggu,   dan   zaman   besi.   Sedangkan   di   Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.

a)   Bidang Teknologi
Zaman logam dikembangkan oleh migrasi bangsa Deutro Melayu. Kemampuan manusia pra aksara pada zaman ini semakin mengalami peningkatan, mereka tidak hanya mampu membuat alat dari batu, dari tulang tetapi mereka pada zaman ini mampu membuat alat dari logam.
Pada  zaman  logam/perundagian  ini,  dikenal  teknik  pembuatan  alat-alat  dari logam, yaitu::
             Cara a cire perdue (teknik cetakan lilin), tahap-tahapnya adalah:
1.      membuat model benda dari lilin
2.      model dibungkus dengan tanah liat dan bagian atasnya diberi lubang,
3.      kemudian dibakar sehingga model lilin meleleh dan keluar melalui lubang, sehingga terbentuk cetakan
4.      cairan logam/lelehan dituangkan
5.      setelah  logam lelehan membeku, model dari tanah liat dibuka dengan cara dipecahkan
6.      diperoleh hasil cetakan (sesuai model dari lilin)
Kelemahan: cetakan hanya dapat digunakan satu kali,karena membuka cetakannya dengan dipecah.
Cara bivalve (teknik dua cetakan/cetakan setangkup),tahap-tahapnya adalah
1.      membuat 2 cetakan ( sesuai benda yang akan dibuat) yang sama/simetris (dari tanah liat/batu/batu)
2.      2 cetakan diikat menjadi satu,
3.      cairan/lelehan logam dituangkan,
4.      tunggu hingga beku/keras
5.      cetakan  dibuka (melepas ikatan, cetakan dipisah)
6.      dihasilkan benda yang dibuat
Kelebihan: Alat ini dapat digunakan beberapa kali, dan hasilnya relatif lebih bagus

b) Bidang ekonomi

        Kehidupan   perekonomian pada    masa    logam    juga    ditandai    dengan    semakin berkembangnya kegiatan bercocok tanam karena didukung oleh pola hidup yang menetap. Pola pemukiman yang teratur dari masyarakat yang bertempat tinggal juga berkembang.Peralatan pokok untuk bertani pada masa logam ini adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong. Kemudian berkembang ke alat lain yang lebih baik. Dengan dibukanya lahan dan tersedianya air yang cukup maka terjadilah persawahan untuk bertani. Masa ini juga mulai dibudidayakan tanaman padi.

c)  Kehidupan Sosial
Kehidupan dalam masyarakat masa perundagian memperlihatkan rasa solidaritas yang kuat. Peranan solidaritas ini tertanam dalam hati setiap orang sebagai warisan yang telah berlaku sejak nenek moyang.
           Adat kebiasaan dan kepercayaan merupakan pengikat yang kuat dalam mewujudkan sifat itu. Akibatnya, kebebasan individu  agak terbatas karena adanya aturan-atauran yang apabila dilanggar akan membahayakan masyarakat. Pada masa ini sudah ada kepemimpinan dan pemujaan kepada sesuatu yang suci diluar diri manusia yang tidak mungkin disaingi  serta berada diluar batas kemampuan manusia.
       Pada   masa   logam,   masyarakat   juga   ditandai   dengan   jenis   mata pencaharian lain selain bertani, yakni mengolah logam atau undagi. Dengan adanya pola mata pencaharian ini mulai terjadi pembagian kerja dalam kelompok. Masyarakat yang semakin kompleks memungkinkan berkembangnya   kebutuhan   akan   perlunya   sosok   seorang   pemimpin.            Pemilihan pemimpin dilakukan berdasarkan primus inter pares.
Melalui proses evolusi, peradaban pra-aksara Indonesia mengenal zaman logam, suatu zaman yang lebih maju dibandingkan dengan zaman batu. Dengan peralatan logam, kehidupan bisa berjalan lebih baik, usaha pertanian lebih produktif (memberi hasil).

d)  Bidang kepercayaan

         Kepercayaan masyarakat Indonesia awal antara lain Animisme (memuja arwah nenek moyang), Dinamisme (memuja benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib), dan Totemisme (memuja binatang tertentu dan dianggapnya ada hubungan kekerabatan).
Pada masyarakat pada zaman ini, telah mempunyai konsep tentang apa yang terjadi pada orang yang meninggal. Mereka percaya bahwa orang-orang yang meninggal rohnya pergi ke suatu tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya atau roh orang yang meninggal itu berada disekitar wilayah tempat tinggalnya, sehingga sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk dimintai bantuanya dalam kasus tertentu seperti menanggulangi wabah penyakit  atau mengusir pasukan-pasukan musuh yang ingin menyerang wilayah tempat tinggalnya.
          Sistem kepercayaan manusia pra aksara pada zaman ini bisa ditelusuri berdasarkan benda –benda hasil kebudayaannya.Kapak-kapak yang indah dan tidak ada bekas –bekas penggunaanya menunjukkan adanya berbagai upacara yang tentunya berkaitan dengan sistem kepercayaan;keagamaan. Demikian pula nekara dan moko digunakan untuk berbagai upacara –upacara /ritual kepercayaan mereka, misalnya upacara meminta hujan ( ada hiasan katak di salah satu nekara) upacara berkaitan dengan kegiatan pertanian ( dengan adanya hiasan-hiasan binatang yang erat dengan kegiatan pertanian).

e) Hasil Kebudayaan
     Cara hidup manusia prasejarah pada tiap zaman berhubungan dengan hasil budayanya: hasil budaya  dipengaruhi oleh cara hidup manusianya, semakin sederhana cara hidupnya maka alat yang dihasilkan akan sederhana pula teknologinya, demikian pula sebaliknya semakin maju cara hidupnya akan menghasilkan hasil budaya yang teknologinya semakin meningkat/tinggi.Contoh: chopper (kapak genggam) dihasilkan di zaman Paleolitikum yang manusianya hidupnya masih sangat tergantung alam, food gathering, sebaliknya nekara dihasilkan ketika manusia hidupnya sudah maju, food producing dan sudah sedenter (menetap).
         Demikian pula pada zaman perundagian ini, karena cara hidup manusianya semakin maju maka haisl budayanya pun akan semakin maju pula/semakin berkualitas. Peradaban zaman ini menghasilkan  alat-alat dari logam, baik yang yang terbuat dari perunggu maupun yang terbuat dari besi. Hasil budaya pada zaman ini umumnya merupakan hasil dari kebuayaan Dongson . Kebudayaan Dongson menghasilkan alat-alat dari logam seperti kapak corong, candrasa (kapak corong yang salah satu sisinya panjang), nekara berukir yang berfungsi sebagai alat upacara, nekara yang tinggi panjang (moko), alat-alat pertanian, dan perhiasan.

Alat yang dihasilkan pada masa logam atau perundagian, antara lain:
a.  Nekara  perunggu,  yaitu  semacam  tambur  besar  dari  perunggu yang berpinggang  di  bagian  tengahnya  dan  sisi  atasnya tertutup;  dipercayai sebagai  bagian  bulan  yang  jatuh dari  langit.  Nekara  berfungsi  sebagai pelengkap upacara untuk memohon turun hujan dan sebagai genderang perang. Pola hias beragam, dari pola binatang, geometris, dan tumbuh- tumbuhan, ada pula yang tak bermotif; banyak ditemukan di Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Selayar, Papua.
b. Moko, yaitu benda semacam nekara yang lebih ramping yang terdapat di
  Pulau Alor yang digunakan sebagai benda pusaka atau sebagai mas kawin.
c.  Kapak perunggu, disebut juga kapak sepatu atau kapak corong. Bentuk    
      kapakberupa pahat, jantung, atau tembilang. Kapak perunggu memiliki
motif berpola topang mata atau geometris.
d. Bejana perunggu, yaitu sebuah benda yang bentuknya mirip gitar Spanyol.
Alat ini ditemukan antara lain di Madura dan Sulawesi.

e.  Arca-arca  perunggu,  dengan  bentuk  arca  orang  yang sedang  menari, berdiri, naik kuda, atau orang yang sedang memegang panah, ditemukan antara lain di Bangkinang (Riau), Lumajang, Bogor, Palembang.
f.  Berbagai  macam  perhiasan  dan  manik-manik,  seperti  gelang  tangan, gelang kaki,  cincin,  kalung,  dan  bandul/kalung.  ada  yang  terbuat  dari perunggu, emas, dan besi; banyak ditemukan di Bogor, Bali, dan Malang; sedangkan manik-manik banyak ditemukan di Sangiran, Pasemah, Gilimanuk,   Bogor,   Besuki,   Bone;   berfungsi   sebagai   bekal   kubur; bentuknya ada yang silinder, bulat, segi enam, atau oval.


Perhatikan hasil budaya zaman Logam berikut ini:

                                                                    Berbagai arca logam
                                                                   Bejana Perunggu
                                                         Bejana Perunggu
                                                                         Bejana Perunggu
                                                                Aneka candrasa
                                                                    Candrasa


                                                           Kapak corong dan candrasa

                                                                       Kapak Corong
                                                        Nekara                                         Moko
                                                              Aneka perhiasan zaman logam
                                                                       
Perhiasan zaman logam

                                                                     Aneka perhiasan zaman logam


UJI KOMPETENSI:
Untuk mengukur kemampuan kalian dalam menguasai materi  di atas kerjakan  soal -soal di bawah ini



1.      Jelaskan perbedaan kemampuan teknologi manusia pra aksara pada zaman Megalitikum
dibandingkan zaman sebelumnya!
2.      Tunjukkan kemajuan sistem ekonomi pada zaman Megalitikum  dibanding zaman
sebelumnya.Beri penjelasan
3.      Jelaskan bahwa dalam sistem penguburan/pemakaman dapat menunjukkan sistem sosial
masyarakat zaman Megalitikum.
4.      Jelaskan kepercayaan yang mendorong manusia pra aksara zaman Megalitikum\
memakamkan mayat pada batu besar dan tempat-tempat yang tinggi.
5.      Jelaskan  penggolongan hasil budaya manusia pra aksara pada zaman Megalitikum dan
berilah contohnya.
6.      Jelaskan 2 teknologi yang digunakan manusia pra aksara pada zaman Perundagian  untuk
membuat alat-alat dari logam ( nama dan tahap-tahapnya).
7.      Jelaskan kemajuan sistem ekonomi masyarakat pada zaman Perundagian dibandingkan dengan zaman sebelumnya.
8.      Jelaskan  budaya pendukung zaman Perundagian dan sebutkan hasil-hasil budayanya/alat
alatnya.
9.      Jelaskan  3 hal berkaitan dengan sistem sosial masyarakat pada zaman Perundagian
10.  Jelaskan 2 hal berkaitan dengan system kepercayaan  masyarakat pada zaman Perundagian


Selamat Belajar,GBU



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN ZAMAN PRA AKSARA

BAHAN AJAR ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA