PERKEMBANGAN KEHIDUPAN ZAMAN PRA AKSARA
Masyarakat Pra-Aksara Di Indonesia
1)
Pengertian Masa Pra-Aksara
Zaman pra-aksara adalah zaman ketika manusia belum mengenal tulisan,
ditandai dengan belum ditemukannya keterangan tertulis mengenai
kehidupan manusia. Periode ini ditandai dengan cara hidup berburu dan mengambil
bahan makanan yang tersedia di alam. Pada zaman pra-aksarapola hidup dan
berpikir manusia sangat bergantung dengan alam. Tempat tinggal mereka
berpindah-pindah berdasarkan ketersediaan sumber makanan.Zaman pra-aksara
sering disebut juga dengan zaman nirleka.Nir artinya tanpa danleka
artinya tulisan.Zaman pra-aksara berakhir ketika masyarakatnya sudah mengenal
tulisan.
2)
Pembabakan Masa Pra-Aksara Indonesia
Pembabakan masa pra-aksara Indonesia telah dimulai sejak 1920-an oleh
beberapa peneliti asing seperti P.V. van Stein Callenfels, A.N.J. Th. van der
Hoop, dan H.R. van Heekern. Pembabakan masa pra-aksara Indonesia didasarkan
pada penemuan-penemuan alat-alat yang digunakan manusia pra-aksara yang tinggal
di Kepulauan Nusantara. Para ahli arkeologi dan paleontologi membagi masa
pra-aksara Indonesia ke dalam dua zaman, yaitu zaman batu dan zaman
logam.Pengetahuan tersebut diperoleh dari penggalian dan benda purbakala dan
fosil manusiaPara ahli purbakala sepakat untuk
membagi zaman pra-aksara di Indonesia menjadi zaman batu dan zaman logam.Zaman
batu dibagi kembali dalam beberapa zaman berdasarkan kehalusan, bentuk, jenis,
dan ukuran alat batu yang diciptakannya. Pembagian zaman batu tersebut, yaitu
sebagai berikut :
a.
Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Berdasarkan temuan geologis, arkeologis, dan paleontologis, zaman batu
tua diperkirakan berlangsung selama 600.000 tahun.
a)
Penguasaan Teknologi
Selama
kurun waktu tersebut, manusia hanya menggunakan alat-alat yang paling dekat dengan lingkungan hidup mereka seperti kayu, bambu, dan
batu. Mereka menggunakan batu yang masih kasar untuk berburu binatang.Pada saat
itu, batu juga berfungsi sebagai kapak yang digenggam untuk memotong kayu atau
membunuh binatang buruan.
b)
Kondisi Sosial
Kehidupan manusia pendukung zaman
ini masih nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Kepindahan mereka bergantung pada daya dukung alam berupa tersedianya bahan
makanan, terutama binatang buruan. Jika binatang buruan dan bahan makanan yang
diambil dari hutan sudah habis, mereka akan mencari dan berpindah ke tempat
yang lebih subur.Kegiatan seperti itu disebut peradaban food gathering
atau pengumpul makanan tahap awal.
c)
Manusia Pendukung
Berdasarkan temuan arkeologis,
beberapa jenis manusia purba yang mendukung peradaban ini, diantaranya Meganthropus
Paleojavanicus,Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus
Mojokertensis,Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, dan Homo
Wajakensis.
d)
Hasil-Hasil Kebudayaan
Benda-benda yang diperkirakan
berasal dari zaman batu tua banyak ditemukan di Pacitan dan Ngandong, Jawa
Timur.Ciri utama kebudayaan Pacitan adalah alat-alat dari batu bentuknya tidak
bertangkai atau disebut kapak genggam. Kapak tersebut berfungsi sebagai chopper
atau alat penetak. Alat-alat tersebut diperkirakan digunakan manusia jenis Pithecanthropus
Erectus. Kebudayaan Ngandong menghasilkan alat-alat yang terbuat dari
tulang binatang dan kapak genggam dari batu.
b.
Zaman Batu Tengah ( Mesolitikum)
a)
Kehidupan Sosial
Ciri utama peradaban zaman ini
adalah manusia pendukungnya telah bertempat tinggal menetap.Diperlukan waktu
ribuan tahun untuk mencapai taraf hidup menetap.Para ahli ilmu purbakala
menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam.Manusia
pendukung zaman ini juga bertempat tinggal di gua yang disebut peradaban abris
sous roche.
b)
Hasil Kebudayaan
Alat-alat yang digunakan manusia
pendukung masa mesolitikum mendapat pengaruh dari alat-alat yang sama di
daratan Asia. Ciri utama kehidupan zaman ini adalah peninggalan sampah dapur
yang disebutkjokkenmoddinger.Peradaban ini ditemukan di sepanjang pantai
timur Sumatra, dari Aceh sampai Sumatra bagian tengah.
c)
Keberadaan Teknologi
Dari tempat sampah dapur tersebut, ditemukan juga kapak genggam yang
disebut pebble.Mereka menggunakan batu pipih dan batu landasan untuk
menggiling makanan serta membuat cat yang diperkirakan ada kaitannya
dengan kepercayaan mereka. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin laki-laki
dan perempuan.Perempuan bekerja di rumah dan mendidik anak serta menyiapkan
makanan.Adapun laki-laki dewasa berburu binatang dan menangkap ikan.
d)
Manusia Pendukung
Manusia pendukung peradaban
mesolitikum merupakan campuran bangsa-bangsa pendatang dari Asia. Manusia
pendukung peradaban mesolitikum juga mengunakan flakes dan microlith atau
batu-batu pipih, segitiga, dan trapesium yang ukurannya kecil.
c.
Zaman Batu Muda (Neolitikum)
a) Teknologi
Ciri utama zaman batu muda adalah
manusia telah menghasilkan makanan atau food producing. Menurut Dr. R.
Soekmono, ahli arkeologi Indonesia, perubahan dari food gathering ke
food producing merupakan satu revolusi dalam perkembangan zaman
pra-aksara Indonesia.
b)
Kehidupan Sosial
Manusia pendukung peradaban ini
sudah bertempat tinggal menetap, bercocok tanam, beternak, mengembangkan
perikanan. Dengan kata lain, telah mengembangkan kebudayaan agraris walaupun
dalam tingkatan yang masih sangat sederhana. Manusia pendukung zaman ini
membuat kerajinan, membuat aturan hidup bersama dalam satu komunitas.
c)
Manusia Pendukung
Manusia pendukung kebudayaan
neolitikum ialah Proto Melayu.Manusia Proto Melayu ini hidup pada ± 2000 SM.
Prototipe manusia Proto Melayu sekarang masih dapatditemukan pada ciri-ciri
fisik Suku Sasak, Toraja, Dayak, dan Nias.Hasil kebudayaan dan peradaban
manusia ini yang relatif sudah lebih maju daripada zaman mesolitikum.
d)
Hasil Budaya
Benda-benda yang berasal dari zaman
batu muda dikembangkan menjadi peralatan yang lebih halus. Pada masa ini sudah
mulai muncul adanya kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang disebut animisme
dan dinamisme. Hal ini dapat dilihat dari adanya peninggalan yang terkait
dengan upacara ritual.
d.
Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Berdasarkan hasil temuan
arkeologis, zaman megalitikum diperkirakan berkembang sejak zaman batu muda
sampai zaman logam.Ciri terpenting pada zaman ini adalah manusia pendukungnya
telah menciptakan bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu.Bangunan-bangunan
yang berkaitan dengan sistem kepercayaan mereka, di antaranya menhir, dolmen,
sarkofagus (keranda), kubur batu, punden berundak, dan arca.
b)
Sistem Kepercayaan
Masyarakat pendukung peradaban
zaman batu besar percaya kepada nenek moyang yang kali pertama mendirikan
kampung tempat tinggal mereka.Untuk menghormati para nenek moyang tersebut,
mereka mendirikan menhir yang berupa tiang atau tugu. Mereka mendirikan dolmen
atau meja batu sebagai tempat meletakkan sesajiuntuk arwah nenek moyang.Meja
batu tersebut juga berfungsi sebagai penutup sarkofagus (peti kubur
batu).Pemujaan terhadap arwah nenek moyang juga dilakukan pada punden
berundak-undak atau bangunan tumpukan batu yang bertingkat. Mereka juga membuat
arca batu sebagai simbol nenek moyangnya dengan tujuan yang sama.
e.
Zaman Logam (±10.000 Tahun Silam)
Setelah melewati tahapan zaman megalitikum, sampailah manusia
pra-aksara Indonesia pada zaman logam.Alat-alat yang terbuat dari batu dianggap
tidak efektif lagi untuk menunjang kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu,
alat-alat tersebut secara bertahap mulai ditinggalkan.
a.
Teknologi yang Dihasilkan
Bijih logam mungkin sudah
ditemukan pada zaman batu tua.Sementara pengetahuan untuk meleburnya menjadi
lempengan logam, baru terbentuk pada zaman berikutnya.Adapun kemampuan melebur
serta membuat alat-alat yang lebih fungsional (memiliki kegunaan praktis) baru
tercipta setelah kepandaian membuat alat-alat dari batu mencapai
puncaknya.Namun, tradisi penggunaan alat dari batu pun terus dipertahankan
bersamaan dengan tradisi penggunaan alat dari logam.
Peradaban zaman ini menghasilkan
kapak corong, candrasa (kapak corong yang salah satu sisinya panjang), nekara
berukir yang berfungsi sebagai alat upacara, nekara yang tinggi panjang (moko),
alat-alat pertanian, dan perhiasan.Zaman pra-aksara Indonesia tidak mengenal
zaman tembaga, tetapi hanya mengalami zaman perunggu dan zaman besi.
b.
Kehidupan Sosial
Melalui proses evolusi, peradaban
pra-aksara Indonesia mengenal zaman logam, suatu zaman yang lebih maju dibandingkan
dengan zaman batu. Dengan peralatan logam, kehidupan bisa
berjalan lebih baik, usaha pertanian lebih produktif (memberi hasil).
c.
Manusia Pendukung
Manusia
pendukungnya Deutro Melayu yang hidup pada ± 300 SM.
Komentar
Posting Komentar