BAHAN AJAR ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
BAHAN
AJAR ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
4
Teori Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia
terdiri dari berbagai macam suku dan ras. Namun, adakah yang tahu asal usul
nenek moyang bangsa Indonesia sebenarnya dari mana?
Ternyata, nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari mana telah ditelaah oleh para ahli sejarah dan antropologi. Berikut
penjelasannya secara lengkap.
Dikutip dari buku 'Sejarah Indonesia untuk
SMA/MA' karya Windriati, ada 4 teori asal usul nenek moyang bangsa Indonesia
secara singkat
1. Teori Yunnan
Teori pertama menyatakan asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, China. Teori ini juga didukung oleh
Mohammad Ali yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Mongol yang
terdesak oleh bangsa yang lebih kuat sehingga melakukan migrasi ke Selatan.
Selain itu, R H Geldern dan J H C Kern juga
mendukung teori ini dengan bukti adanya kapak tua di wilayah bangsa Nusantara
yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang ada di Asia Tengah. Dengan
begitu, disimpulkan bahwa penduduk Asia Tengah melakukan migrasi ke kepulauan
Nusantara.
2. Teori Nusantara
Teori Nusantara menjelaskan bahwa asal usul nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Teori ini didukung oleh
Muhammad Yamin, Gorys Keraf, dan J Crawford.
Teori ini dilandasi oleh beberapa argumen, antara
lain Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban ini
tidak mungkin bisa dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari
kebudayaan sebelumnya.
3. Teori Out of Taiwan
Dalam teori ini, dijelaskan asal-usul bangsa
Indonesia berasal dari Taiwan, bukan Daratan China. Teori ini didukung oleh
Harry Truman Simanjuntak.
Menurut pendekatan linguistik, dijelaskan bahwa
dari keseluruhan bahasa yang dipergunakan suku-suku di Nusantara memiliki
rumpun yang sama, yaitu rumpun Austronesia. Rumpun tersebut dikenal dengan
rumpun Taiwan.
4. Teori Out of Africa
Teori terakhir menyatakan bahwa manusia modern
yang hidup sekarang berasal dari Afrika. Dasar teori asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia ini berdasarkan ilmu genetika melalui penelitian DNA
mitokondria gen perempuan dan laki-laki.
Menurut ahli dari Amerika Serikat, Max Ingman,
manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika, antara kurun waktu
100-200 ribu tahun lalu. Dari Afrika menyebar ke luar Afrika.
PENDAPAT PARA TOKOH TENTANG ASAL USUL NENEK
MOYANG BANGSA INDONESIA
Berikut ini akan
disampaikan pendapat para tokoh tentang asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia, silakan dicermati dengan baik.
1. Pendapat Drs. Moh.
Ali
Drs.
Moh. Ali beranggapan bahwa asal usul nenek moyang bangsa Indonesia bersumber
dari daerah Yunan, Cina. Anggapan ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang
menyebut jika bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh
bangsa-bangsa yang lebih kuat kala itu. Mereka kemudian pindah ke
selatan, ke pulau-pulau di Austronesia termasuk Indonesia. Ali
berpendapat jika nenek moyang orang Indonesia berasal dari hulu sungai besar
yang berada di daratan Asia, mereka berdatangan ke Indonesia dengan cara bergelombang.
Gelombang pertama berlangsung sejak 3.000 sampai 1.500 SM (Proto Melayu)
sedangkan gelombang kedua terjadi pada 1.500 sampai 500 SM (Deutro Melayu).
Ciri-ciri kelompok yang datang pada gelombang pertama adalah mereka masih
berkebudayaan Neolitikum dengan tipe perahu bercadik-satu sebagai alat
transportasi menyeberangi lautan, sedangkan orang-orang gelombang kedua memakai
perahu bercadik-dua.
2. Pendapat Prof. Dr. H. Kern
Prof.
Dr. H. Kern berpendapat bila nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan
Asia. Ilmuan asal Belanda ini menyebut jika hasil penelitiannya menunjukan
bahwa bahasa-bahasa yang dipakai oleh suku-suku di Indonesia, Mikronesia,
Polinesia, dan Melanesia, mempunyai akar yang sama, yaitu bahasa Austronesia.
Dengan fakta itu, ia menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari satu
daerah yang sama dengan bangsa-bangsa lain di wilayah Austronesia. Menurutnya,
nenek-moyang bangsa Indonesia menggunakan perahu-perahu bercadik menuju ke
kepulauan Indonesia. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan
bahasa yang dipergunakan di daerah Campa dengan di Indonesia. Selain nama
geografis, istilah-istilah binatang dan alat perang pun banyak kesamaannya.
Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly dan P.W. Schmidt berdasarkan perbendaharaan
bahasa Campa.
3. Pendapat Willem
Smith
Untuk
menentukan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, Willem Smith
melakukan identifikasi terhadap bahasa yang digunakan oleh bangsa-bangsa di
sekitar Asia. Berdasarkan penelitiannya, ia kemudian mengelompokan bahasa di
sekitar Asia menjadi 3 bagian yaitu, bahasa Togon, bahasa Jerman, dan bahasa
Austria. Nah, Indonesia sendiri bersama dengan Melanesia, dan Polinesia
digolongkan ke dalam penggunaan bahasa Austria.
4. Pendapat Prof. Dr.
Sangkot Marzuki
Prof.
Dr. Sangkot Marzuki menyebutkan jika nenek moyang bangsa Indonesia memiliki
asal usul dan keterkaitan dengan Austronesia dataran Sunda. Ini didasari oleh
penelusuran terkait DNA fosil-fosil manusia purba yang pernah ditemukan di
Indonesia. Atas dasar itu, ia kemudian menyanggah pendapat Van Heine Geldern
yang menyebut jika nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan.
Menurutnya, Homo Erectus atau Phitecantropus Erectus yang ditemukan sebagai
manusia purba saat itu tidak memiliki signifikasi dengan DNA manusia Indonesia
zaman sekarang. Menurutnya, mereka punah dan diganti oleh manusia species baru,
yang berasal dari Afrika.
5. Pendapat Van Heine
Geldern
Pendapat
Van Heine Geldern sebetulnya tak jauh beda dengan pendapat Kern. Ia menganggap
jika bahasa Indonesia adalah bahasa yang berasal dari Asia Tengah. Kendati
lebih baru dibanding dengan teori yang diajukan Kern, pendapat dan teori
Geldern lebih dapat dipercaya karena didukung oleh penemuan beberapa artefak,
dan benda-benda sejarah lainnya yang ditemukan di Indonesia memiliki kesamaan
dengan benda-benda sejarah yang ditemukan di daratan Asia.
6. Pendapat Prof.
Mohammad Yamin
Prof.
Mohammad Yamin menentang semua teori-teori yang menyebut jika nenek moyang
bangsa Indonesia justru berasal dari luar Indonesia. Menurut beliau, orang
Indonesia saat ini benar-benar asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia
justru malah meyakini jika ada sebagian bangsa dan suku di luar negeri yang
nenek moyangnya berasal dari Indonesia. Landasan pemikiran yang menjadi dasar
Yamin adalah banyaknya temuan fosil dan artefak di Indonesia yang lebih lengkap
dibanding daerah lain di Asia. Contohnya, temuan fosil Pithecanthropus
soloensis dan wajakensis yang tidak diketemukan di daerah-daerah lain di Asia
termasuk Asia Tenggara (Indochina).
7. Pendapat Prof. Dr.
Krom
Prof.
Dr. Krom mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia adalah keturunan asli
orang-orang China Tengah. Hal ini didasari pemikiran sederhana, yaitu karena di
Cina Tengah banyak sekali terdapat sungai besar. Sebagian dari mereka menyebar
ke seluruh kawasan Indonesia pada zaman batu tua (sekitar 2.000 SM sampai 1.500
SM).
8. Pendapat Dr. Brandes
Dr.
Brandes berpendapat jika suku-suku yang mendiami kepulauan Indonesia mempunyai
kesamaan secara etnik, fisik, maupun bahasa dengan beberapa bangsa yang
mendiami daerah-daerah yang melintang dari utara di Pulau Formosa (Taiwan),
barat di Pulau Malagasi (Madagaskar), selatan di Jawa dan Bali; serta timur di
tepi pantai barat Amerika.
9. Pendapat Hogen
Hogen
berpendapat bahwa bangsa yang mendiami pesisir Melayu di Sumatera beramilasi
secara genetik dengan bangsa Mongol yang datang pada gelombang pertama (Proto
Melayu dan Deutro Melayu).
10. Pendapat Max
Muller
Mac
Muller berpendapat secara lebih spesifik. Ia menyebut jika asal usul
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari semenanjung Asia Tenggara.
Kendati begitu, alasan Muller ini tidak didukung alasan yang jelas dan
terverifikasi.
11. Pendapat Mayundar
Mayundar
berasumsi bahwa bangsa-bangsa Austronesia yang menjadi nenek moyang bangsa
Indonesia adalah berasal dari India. Mereka menyebar ke beberapa wilayah di
Indocina, ke Indonesia, dan akhirnya ke Asia Pasifik. Asumnsi Mayundar ini
didukung hasil penelitiannya yang menyebut jika bahasa Austria adalah bahasa
Muda di kawasan India bagian timur.
12. Pendapat Mens
Mens
berpendapat bangsa Indonesia sebetulnya berasal dari keturunan Mongol yang
terdesak akibat keberadaan bangsa bangsa lain yang lebih kuat. Mereka kemudian
bermigrasi secara besar-besaram ke arah selatan termasuk ke kawasan Indonesia
13. Pendapat Sultan
Takdir Alisyahbana
Sultan
Takdir Alisyahbana mengemukakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
bernenekmoyangkan bangsa melayu. Pendapatnya ini didasari oleh rumpun bahasa
keduanya yang memiliki kesamaan yang signifikan.
14. Pendapat Gorys
Kraf
Gorys
Kraf berpendapat bahwa bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang lebih maju
dibanding kebudayaan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Ini berarti bahwa
Indonesia adalah induk dari bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah Austronesia
seperti Malaysia, Thailand, Madagaskar, dan Selatan Indochina
15. Pendapat Harry Truman Simandjutak
Harry Truman Simandjutak mengemukakan bahwa
bahasa yang banyak dipakai di Indonesia adalaha generasi kedua dari Bahasa
Austronesia. Ini menunjukan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
Pulau Formosa, di Taiwan.
TAHAP-TAHAP MASUKNYA NENEK MOYANG BANGSA
INDONESIA
Menurut
teori H. Kern dan Von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
rumpun bangsa Austronesia yang masuk ke Indonesia sekitar 2000 SM secara
bergelombang dan menyebar ke wilayah Indonesia.Mereka berasal dari daerah Yunan
(Tonkin), yaitu sekitar lembah hulu Sungai Mekhong, Vietnam
sekarang.Perpindahan bangsa Austronesia tersebut disebabkan oleh berbagai
faktor.Pertama, terjadinya bencana alam, seperti banjir, gempa bumi,
kemarau panjang, dan sebagainya.Kedua, adanya serangan bangsa-bangsa
pengembara dari Cina Utara (bangsa Barbar) sekitar tahun 2000 SM, dan serangan
dari bangsa Tibet sekitar 1000 SM. Faktor tersebut telah mendorong bangsa
Austronesia meninggalkan tempat kelahirannya untuk mencari tempat hidup baru
yang lebih aman. Mereka datang ke Indonesia ada yang melalui jalur darat dan
ada juga yang melalui jalur laut.Penyebaran mereka ke Indonesia terbagi dalam
dua gelombang, yaitu sebagai berikut.
a. Gelombang Pertama (2000 SM)
Nenek
moyang bangsa Indonesia yang datang kali pertama diperkirakan terjadi pada 2000
SM. Arus perpindahan bangsa Austronesia ini membawa kebudayaan Neolithikum, dan
dikenal dengan sebutan Proto Melayu (Melayu Tua). Mereka datang dari Yunan ke
Indonesia melalui jalur Barat dan Timur.
(a)
Jalur Barat, dari Semenanjung Malaya, Sumatra, ada yang menuju ke
Jawa, ada yang menuju ke Kalimantan, dan berakhir di Nusa Tenggara. Peninggalan
kebudayaan yang dibawa melalui jalur barat ini adalah kapak persegi.
(b) Jalur Timur, dari Teluk Tonkin
di Yunan menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku,
Papua, sampai Australia. Peninggalan kebudayaan yang dibawa melalui jalur ini
adalah kapak lonjong yang banyak dijumpai di Minahasa, Seram, Kalimantan, dan
Papua.Oleh karena itu, kapak ini sering disebut Neolithikum Papua.
Dari
sekian banyak suku bangsa Indonesia yang tersebar di seluruh Kepulauan Nusantara,
kita masih dapat melihat suku bangsa yang tergolong Proto Melayu ini, yaitu
Suku Batak Pedalaman, Suku Dayak, Suku Toraja, dan Suku Papua.
b. Gelombang Kedua (500 SM)
Gelombang
kedua terjadi sekitar 500 SM. Gelombang kedua ini juga termasuk dalam rumpun
bangsa Austronesia yang disebut Deutro Melayu (Melayu Muda).Kebudayaan yang
dibawa ras Deutro Melayu ini relatif lebih maju karena mereka sudah mengenal
benda-benda dari perunggu, seperti kapak corong, nekara, dan perhiasan perunggu
(Kebudayaan Dongson).
Bangsa
Austronesia dari ras Deutro Melayu ini akhirnya dapat mendesak ras Proto Melayu
yang sudah lebih dahulu datang.Sifat ras Deutro Melayu ini lebih terbuka
terhadap pengaruh kebudayaan luar dibandingkan dengan ras Proto Melayu.
Kedatangan nenek moyang ke wilayah kepulauan kita memilih daerah pantai, muara,
dan sungai dengan per-timbangan, antara lain letaknya strategis, mudah
mendapatkan air, subur, tersedia bahan makanan, dan jalur lalu lintas yang
mudah dilalui.
Melalui
perjalanan waktu yang sangat panjang, ras Deutro Melayu ini akhirnya menjadi
nenek moyang sebagian besar bangsa Indonesia.Kehadirannya me-lahirkan
kebudayaan baru dan kemudian menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang ini.
RAS MANUSIA DI DUNIA DAN CIRI-CIRINYA
Ras adalah pengelompokan manusia berdasarkan
karakteristik fisik atau biologis tertentu yang dapat diwariskan secara
turun-temurun. Menurut definisi dari KBBI, ras adalah golongan bangsa
berdasarkan ciri-ciri fisik yang juga didefinisikan sebagai rumpun bangsa.
Ras adalah kategori individu yang secara
turun-temurun memiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu yang khas.
Ciri-ciri fisik tersebut meliputi warna kulit, tekstur rambut, bentuk hidung,
dan tinggi badan.
Ras di dunia memiliki jenis yang berbeda-beda
karena dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor genetik memainkan peran penting
dalam menentukan ciri-ciri fisik yang diwariskan dari generasi sebelumnya,
seperti warna kulit, bentuk hidung, dan tekstur rambut. Dengan demikian,
keberagaman ras adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor genetik yang
diwariskan turun-temurun. Berikut macam-macam ras di dunia.
Macam-macam Ras di Dunia
A. Kaukasoid
Ras Kaukasoid sering disebut juga sebagai ras
kulit putih. Istilah "ras Kaukasoid" pernah dipakai dulu untuk
menunjuk fenotipe umum dari sebagian besar penghuni Eropa, Afrika Utara, Asia
Barat, Pakistan dan India Utara. Keturunan mereka menetap di Australia, Amerika
Utara, sebagian dari Amerika Selatan, Afrika Selatan dan Selandia Baru.
Berikut adalah karakteristik khas dari ras
Kaukasoid:
-Memiliki warna kulit seperti putih, zaitun,
corak cokelat yang berbeda, hingga cokelat tua.
-Bentuk rambut bervariasi, mulai dari lurus
hingga keriting dengan warna rambut yang cenderung lebih terang, jarang sekali
rambut ras Kaukasoid berwarna hitam.
-Bentuk hidung bervariasi, namun cenderung
mancung dan besar.
-Warna mata bervariasi, seperti biru, hijau,
abu-abu, dan coklat.
-Bentuk wajah lonjong dan tirus.
-Kelopak mata lurus.
Ras Kaukasoid Terbagi Jadi Empat Sub-Ras
Kaukasoid Nordik, terdapat di Eropa Utara dan
sekitar Laut Baltik, yaitu Swedia, Denmark, Norwegia, Finlandia, Inggris,
Islandia, Irlandia, Belanda, dan Belgia.
Kaukasoid Mediterania, terdapat di sekitar Laut
Tengah, Afrika Utara, Armenia, Saudi Arabia, dan Iran.
Kaukasoid Alpin, memiliki ukuran tubuh yang
berada di antara tipe Nordik dan Mediterania.
Kaukasoid Indik atau Hindu, terdapat di wilayah
Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka.
Ras Kaukasoid juga meliputi penduduk asli Eropa
dan sebagian Asia serta Afrika.
B. Mongoloid
Berbeda dengan ras Kaukasoid, ras Mongoloid
sering kali berukuran lebih kecil dan pendek. Ras Mongoloid tersebar dari
sebagian besar penghuni Asia Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, dan beberapa
bagian India Timur Laut, penduduk asli Benua Amerika, dan beberapa bagian
Oceania. Ciri-ciri khas dari Ras Mongoloid meliputi:
-Rambut lurus berwarna hitam.
-Mata yang cenderung sipit.
-Bola mata berwarna kecoklatan.
-Tubuh cenderung kecil.
-Kulit cenderung berwarna kuning dan sawo
matang.
-Hidung cenderung pesek/mancung ke dalam
Ras Mongoloid terbagi menjadi lima sub-ras, yang
mencakup wilayah Asia Utara, Asia Tenggara, Asia Timur, Madagaskar, Amerika
Selatan, Amerika Utara, dan Oceania. Di Indonesia, ras Mongoloid termasuk dalam
golongan ras Malayan Mongoloid.
C. Negroid
Ras Negroid adalah ras yang umumnya dijumpai
dalam berbagai kelompok etnis yang berasal dari Afrika Selatan dari wilayah
yang membentang dari gurun Sahara di barat hingga Danau Besar Afrika di
tenggara, serta beberapa bagian di Asia Selatan.
Berikut beberapa ciri khas dari ras Negroid:
-Kulit berwarna hitam.
-Rambut keriting berwarna hitam.
-Kelopak mata lurus.
-Bibir tebal.
Bercak Mongol pada saat lahir.
Bentuk wajah bulat dan tebal.
Rongga hidung yang bulat dan luas.
Tidak memiliki bendungan atau sengau pada
hidung.
Ras Negroid dibagi menjadi tiga sub-ras, yaitu:
Africa Negroid: Cenderung memiliki postur tubuh
kekar dan tinggi, kulit gelap, rambut keriting, dan wajah bulat serta tebal.
Populasinya banyak tersebar di benua Afrika.
Negrito: Memiliki tubuh pendek namun kekar,
dengan kaki dan tangan pendek. Umumnya ditemui di wilayah Afrika Tengah,
semenanjung Melayu, dan Filipina.
Negroid Melanesia: Ciri-ciri tubuhnya perpaduan
antara Negroid Afrika dan Negrito. Biasanya banyak ditemui di Pulau Papua dan
Kepulauan Melanesia.
D. Australoid
Ras Australoid mencakup sebagian besar penduduk
wilayah Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, Australia, dan Melanesia. Ciri-ciri
khas dari ras Australoid termasuk:
-Kulit berwarna hitam/kecoklatan.
-Rambut keriting atau bergelombang,lurus
-Mata berwarna gelap, umumnya cokelat kehitaman.
-Tulang alis menonjol.
-Wajah bermacam-macam, umumnya lonjong/agak
persegi
-Rahang tebal dan besar.
-Kelopak mata lurus.
-Bibir sedang
Ras Australoid dianggap sebagai kelompok pertama
yang melakukan migrasi dari Afrika sekitar 60 ribu SM. Mereka menyebar di
berbagai wilayah, termasuk Sri Lanka, India bagian selatan, Kepulauan
Melanesia, Australia, dan Papua.
Beberapa suku dari ras Australoid termasuk suku
Aborigin di Australia, suku Negrito di Filipina, masyarakat Vedda, serta bangsa
Dravida. Di Indonesia sendiri, fosil Homo wajakensis ditemukan di daerah Wajak,
Jawa Timur, mewakili ras Australoid.
NB: Dirangkum dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar